KEBUDAYAAN BENGKULU
Provinsi Bengkulu memiliki kebudayaan dan adat istiadat yang diwarnai
tiga rumpun suku besar yaitu Suku Rejang yang berpusat di Kabupaten
Rejang Lebong, Suku Serawai yang berpusat di Kabupaten Bengkulu Selatan
dan Suku Melayu berpusat di Kota Bengkulu.
Kota Bengkulu sebagai Ibukota Provinsi sejak dahulu telah didatangi dan
didiami oleh berbagai suku bangsa dari berbagai daerah baik dari luar
Provinsi maupun dari kabupaten lainnya yang ada di Provinsi Bengkulu,
antara lain ;Suku Melayu, Rejang, Serawai, Lembak, Bugis, Minang, Batak
dan lain-lain, oleh karena itu kebudayaan di Kota Bengkulu merupakan
akulturasi dari kebudayaan dan adat istiadat dari berbagai suku bangsa.
Selain itu pula bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari oleh
mayoritas masyarakat Kota Bengkulu yaitu bahasa Melayu Bengkulu, Bahasa
Rejang, Bahasa Serawai, Bahasa Pekal dan Bahasa Lembak.
Pengaruh Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bengkulu
masih sangat kental, hal ini terlihat dari adat istiadat yang berlaku
yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam, seperti seni kerajinan
Kain Besurek yang merupakan kain bertuliskan huruf Arab Gundul serta
upacara adat yang bernuansa Islam banyak dilakukan masyarakat antara
lain;
• Untuk mengenang gugurnya Hasan dan Husen cucu Nabi Muhammad S.A.W
di adakan perayaan upacara ritual Tabot setiap tanggal 1 sampai dengan
tanggal 10 Muharram. Perayaan Tabot saat ini sudah menjadi bagian dari
kalender wisata nasional setiap tahunnya.
• Kesenian berzikir (Syarafal Annam), nyanyian yang diambil dalam Kitab
Berzanji dengan bunyi-bunyian rebana yang dimainkan oleh kaum laki-laki.
Berzikir biasanya dilakukan pada acara Perkawinan, Hari besar agama dan
lain-lain